Jakarta – Pemerintah membahas pemanfaatan tambahan anggaran pendidikan di tiga kementerian, yaitu Kementerian Pendidikan Nasional, Kementerian Agama, dan Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi. Salah satu fokus yang dibahas adalah mengkaji alokasi anggaran itu ke berbagai program usulan Kementerian Agama, khususnya dalam upaya menggalakkan gerakan Kepanduan Pramuka di Pesantren.
Wakil Presiden Boediono meminta Kementerian Agama memperhatikan tiga hal. Pertama, perbaikan sarana olahraga, seni, dan budaya, serta pendidikan Pramuka. “Khususnya di MI (Madrasah Ibtidaiyah) dan MTs (Madrasah Tsanawiyah),” kata juru bicara Wakil Presiden, Yopie Hidayat, usai mendampingi Boediono dalam Rapat Komite Pendidikan di Jakarta, Selasa, 19 Juli 2011.
Menurut Yopie, kegiatan kepramukaan di pesantren dimaksudkan agar siswa memiliki kualitas sama dalam hal kepemudaan dengan sekolah umum. Peningkatan pendidikan kepramukaan ini juga bisa bersinergi dengan sekolah umum. Menteri Agama akan menyiapkan target dan mencari pesantren yang siap menjalankan kegiatan kepramukaan.
Untuk mengatasi keterbatasan anggaran, pengembangan kepramukaan pesantren bisa difokuskan terlebih dahulu pada tingkat ibtidaiyah (sekolah dasar) dan tsanawiyah (sekolah menengah pertama).
Untuk menyukseskan rencana itu, Boediono meminta Menteri Pemuda dan Olahraga Andi Mallarangeng turut membantu dan menyediakan pelatih serta program pendidikan untuk pengembangan Pramuka di pesantren. Kementrian Pemuda dan Olahraga diminta melakukan sinergi..
“Orang pesantren jangan sampai tidak bagus fisiknya, olahraganya tertinggal, keterampilan survival-nya kurang,” kata Yopie. “Jadi, harus setara kualitasnya tidak hanya pendidikan agama yang lebih, tapi juga hal lain.” Dua hari lagi, besaran anggaran tambahan akan diumumkan. Saat ini, menurut Yopie, sedang dibahas di Badan Anggaran DPR.
Sumber: http://www.tempointeraktif.com